Logo

Desa Katumbangan

Kabupaten Polewali Mandar

Home

Profil Desa

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

PPID

Kajian Hidrogeologi Desa Katumbangan: Pemetaan pH, TDS, dan Arah Aliran Air Tanah sebagai Dasar Pengelolaan Sumber Daya Air

Kajian Hidrogeologi Desa Katumbangan: Pemetaan pH, TDS, dan Arah Aliran Air Tanah sebagai Dasar Pengelolaan Sumber Daya Air

Invalid Date

Ditulis oleh Administrator

Dilihat 31 kali

Kajian Hidrogeologi Desa Katumbangan: Pemetaan pH, TDS, dan Arah Aliran Air Tanah sebagai Dasar Pengelolaan Sumber Daya Air

Desa Katumbangan di Kecamatan Campalagian, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, memiliki kondisi hidrogeologi yang kompleks. Survei lapangan Juli 2025 menghasilkan tiga peta utama yaitu arah aliran air tanah, pH, dan TDS. Hasil ini penting sebagai dasar pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.

Pada Arah Aliran Air Tanah, Peta kontur muka air tanah Katumbangan menunjukkan aliran bergerak dari utara ke selatan mengikuti gradien muka air. Pola ini konsisten dengan prinsip bahwa air tanah mengalir tegak lurus terhadap kontur. Artinya, daerah utara menjadi zona imbuhan, sedangkan selatan sebagai zona pelepasan. Pemahaman arah aliran penting karena memengaruhi distribusi kualitas air serta potensi pencemaran.

Pada Sebaran pH Air Tanah, Peta pH memperlihatkan variasi 4,7 hingga 7,0. Sebagian besar lokasi berada di bawah pH 6,5 sehingga bersifat asam, hanya sebagian kecil mendekati netral. Air tanah umumnya memiliki pH 6,0–8,5 , sehingga kondisi di Katumbangan tergolong lebih asam dari normal. Keasaman ini dapat dipengaruhi curah hujan tinggi, bahan organik, maupun litologi. Batuan karbonat seperti napal mampu menetralkan asam, sedangkan batuan vulkanik andesit-basal cenderung mempertahankan keasaman. Menurut standar, pH ideal air minum adalah 6,5–8,5. Dengan demikian, banyak sumber air di Katumbangan belum memenuhi standar, sehingga perlu perlakuan (misalnya penetralan) agar aman diminum.

Pada Sebaran TDS Air Tanah, nilai TDS (Total Dissolved Solids) berkisar 117–1.021 mg/L. Mayoritas titik di bawah 500 mg/L, namun beberapa melebihi 500 mg/L bahkan mendekati 1.000 mg/L. TDS menggambarkan jumlah ion terlarut (Ca, Mg, Na, HCO₃⁻, dll.). Air dengan TDS rendah terasa segar, sedangkan di atas 1.000 mg/L cenderung tidak enak dan dapat meninggalkan endapan .

WHO menyatakan air dengan TDS <1.000 mg/L umumnya masih dapat diterima . Namun, Permenkes RI menetapkan batas TDS 500 mg/L (2010) dan terbaru 300 mg/L (2023) . Dengan patokan ini, sebagian besar air di Katumbangan aman menurut WHO, tetapi banyak titik tidak memenuhi standar nasional.

Secara geologi, Katumbangan didominasi Formasi Talaya (andesit-basal Miosen), Formasi Lamasi (andesit-dasit), serta lapisan napal dan endapan alluvial . Lava basaltik dengan rekahan dapat menjadi akuifer produktif, sedangkan napal bersifat karbonat dengan kemampuan menetralkan asam. Endapan pasir dan aluvium biasanya menjadi akuifer dangkal dengan TDS rendah .

Litologi ini sangat berpengaruh terhadap kualitas air, daerah karbonat cenderung menghasilkan air lebih netral, sementara daerah vulkanik cenderung lebih asam. Variasi TDS juga dipengaruhi interaksi air dengan batuan seperti misalnya pada batuan vulkanik kaya mineral akan meningkatkan TDS, sedangkan aluvium menghasilkan TDS rendah.

Jika dibandingkan standar, banyak titik air Katumbangan bermasalah pada pH (<6,5) dan sebagian pada TDS (>500 mg/L). Air bersifat asam dapat menimbulkan korosi pada pipa , sedangkan TDS tinggi berpengaruh pada rasa dan penampakan secara fisik.

Dengan demikian, air tanah Katumbangan secara umum masih dapat digunakan untuk keperluan domestik, terutama yang TDS <500 mg/L. Namun untuk konsumsi langsung, diperlukan pengolahan sederhana seperti penetralan pH atau penyaringan garam terlarut. Pemantauan rutin sangat dianjurkan agar pengelolaan air tanah sesuai standar kesehatan.

Output berupa hasil Pemetaannya dapat di akses dari link berikut: 

https://drive.google.com/drive/folders/10z2qB1VZE5FDZcMZOr2THEwUC7XKArKh?usp=sharing

Penulis : Istiqomah Nur Priyono

#KKN-PPM UGM 2025 #Hidrogeologi #Pemetaan #AirTanah #DesaKatumbangan #Campalagian #SulawesiBarat


Referensi

Ekarini, Fr. Dian. (2011). Aplikasi GIS untuk Pemetaan Pola Aliran Air Tanah di Kawasan Borobudur. Jurnal Teknologi Konservasi.

Hanif, S. et al. (2020). Automatic Clean Water Treatment System Using The Sugeno Fuzzy Method. J. Phys.: Conf. Ser.

Safe Drinking Water Foundation. (2017). TDS and pH (Fact Sheet).

USGS. (2021). Igneous and Metamorphic-Rock Aquifers.

WHO. (2017). Total Dissolved Solids in Drinking-water. WHO Guidelines.

Permenkes RI. (2010, 2023). Persyaratan Kualitas Air Minum.

Bagikan:

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Logo

Desa Katumbangan

Kecamatan Campalagian

Kabupaten Polewali Mandar

Provinsi Sulawesi Barat

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia